Total Tayangan Halaman

Senin, 03 Oktober 2011

CONTOH SINOPSIS DALANG JEMBLUNG

Sinopsis Cerita Dalang Jemblung
“BABAD PASIR LUHUR”

            Kisah ini menceritakan tentang perjuangan Raden Banyak Catra, putra Prabu Siliwangi Raja Pajajaran, dalam mencari cintanya. Dikisahkan saat itu Raden Banyak Catra  dipersiapkan untuk menggantikan kedudukan ayahnya menjadi raja. Namun syarat untuk menjadi raja, Raden Banyak Catra harus memiliki istri terlebih dahulu. Akhirnya Raden Banyak catra pergi mengembara untuk mencari pendamping hidup.
Dengan berbekal pakaian Lutung (kera) pemberian dari sang Guru, Ki Ajar Wirangrang, Raden Banyak Catra yang menyamar sebagai rakyat jelata dan berganti nama menjadi Kamandaka. Kamandaka pergi ke Pasir Luhur, sebuah Kadipaten yang dipimpin oleh Adipati Kandhadhaha,  ingin menemui Dewi Ciptarasa, putri bungsu sang Adipati. Kamandaka kemudian di angkat sebagai anak oleh Reksanata, Patih Pasir Luhur.
            Singkat cerita, Kamandaka berhasil menemui Dewi Ciptarasa secara diam-diam, namun pertemuan itu dipergoki oleh kakak Ciptarasa. Bagi sang Adipati Kandhadhaha, perbuatan Kamandaka telah mencoreng mukanya karena sebagai seorang rakyat jelata bercengkrama dengan Putri Dewi Ciptarasa. Kemudian Patih dipanggil oleh Adipati Kandhadhaha dan perintahkan untuk membunuh Kamandaka. Sebagai seorang ayah, Patih Reksananta bingung untuk melaksanakan tugas ini.
            Kemudian Patih Reksananta dan Kamandaka membuat skenario seolah-olah Kamandaka sudah mati dibunuh. Tetapi selang beberapa hari terdengar kabar bahwa Kamandaka masih hidup dan berada di suatu desa sebagai penyabung ayam. Adipati Kandhadhaha menjadi murka, akhirnya membuat sayembara untuk membunuh Kamandaka.
            Ada seorang pemuda bernama Raden Banyak Blabur yang  sanggup melaksanakan sayembara tersebut.  Dia adalah adik kandung Kamandaka yang menyamar dan berganti nama menjadi Raden Silih Warna.  Raden Silih Warna sama sekali tidak tahu bahwa Kamandaka adalah Raden Banyak Catra, kakak kandungnya sendiri.
            Suatu saat  terjadilah perang tanding. Karena Raden Kamandaka lebih sakti maka Raden Silih Warna terdesak, sampai kemudian mengeluarkan keris Kyai Mojang Pamungkas, yang merupakan pusaka Kerajaan Pajajaran. Saat itu terbongkar bahwa ternyata Raden Silih Warna adalah adik Kamandaka.
            Kemudian dibuat sekenario, Raden Silih Warna membunuh seekor anjing dan diambil hatinya untuk diserahkan ke Adipati Kandhadhaha sebagai bukti kematian Kamandaka. Sementara Kamandaka menemui Dewi Ciptarasa dengan memakai pakaian Lutung pemberian sang Gurunya. Akhirnya Dewi Ciptarasa tahu bahwa    lutung tersebut adalah si Kamandaka.
            Sementara itu Raden Pulebahas dari dari Nusakambangan berniat  melamar Dewi Ciptarasa. Dewi Ciptarasa bingung menerima lamaran itu. Kamandaka menyarankan agar Dewi Ciptarasa menerima lamaran dari Prabu Pulebahas tersebut dengan dua syarat. Syarat pertama, pada saat pernikahan, Prabu Pulebahas tidak boleh membawa senjata maupun prajurit. Syarat kedua, lutung yang mengiringi Dewi Ciptarasa tidak boleh diganggu. 
Syaratnya diterima Prabu Pulebahas dan pernikahan pun dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Saat kirab pengantin atau pertemuan pengantin, Lutung mendampingi Dewi Ciptarasa.
            Saat Prabu Pulebahas akan menjamah Dewi Ciptarasa, si Lutung menerkam prabu Pulebahas sehingga terjadi perkelahian yang sengit. Akhirnya prabu Pulebahas tewas.
            Matinya prabu Pulebahas membuat adipati Kandhadhaha gusar karena Lutung sudah mengganggu perhelatan di Kadipaten Pasirluhur. Namun pada saat itu sang  Lutung berubah wujud menjadi Pangeran Banyak Catra. Maka kagetlah sang adipati Kandhadhaha karena sang Lutung ternyata putra dari Prabu Silihwangi.
            Akhirnya hubungan Dewi Ciptarasa dengan pangeran Banyak Catra direstui oleh Adipati Kandhadhaha hingga keduanya menikah dan hidup berbahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar